Runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani amatlah disayangkan dalam sejarah umat Muslim. Akibatnya, dunia muslim terpecah dan dijajah oleh bangsa-bangsa lain. Sistem moneter berbasis emas dan perak digantikan dengan mata uang nasional yang pada dasarnya merupakan uang fiat yang tidak berlandaskan apa-apa (contoh uang rupiah pada Indonesia).
Indonesia sendiri pada kerajaan-kerajaan nusantara jaman dulu juga menggunakan uang emas dan perak hingga masuknya penjajahan pada masa kolonialisme yg sedikit demi sedikit menggantikan mata uang tersebut dengan mata uang kolonial.
Hingga Indonesia merdeka, meski para penjajah telah meninggalkan Indonesia mereka tetap memastikan bahwa perekonomian uang fiat tetap bercokol di tanah air dengan memastikan mata uang Rupiah menjadi mata uang nasional Indonesia. Dengan demikian walaupun saat ini kita tidak dijajah secara langsung, Indonesia tetap dapat dijajah secara ekonomi.
Bagaimana kita bisa dijajah secara ekonomi padahal kita menggunakan mata uang kita sendiri. Hal ini dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Ahmad Kameel Mydin Meera berjudul The Theft of Nations (Perampok Bangsa-Bangsa). Tiap tahun Indonesia mengalami inflasi sehingga nilai mata uang Rupiah mengalami penurunan dan harga barang melambung. Sebagai contoh waktu pertama kali rupiah dibentuk harga 1 gram emas setara dengan Rp. 2,- (dua rupiah) namun sekarang ditahun 2012 harga 1 gram emas sekitar Rp. 500.000,-. Hal ini akan terus berlanjut apabila kita masih menggunakan perekonomian uang fiat.
Berbeda dengan mata uang Islam yaitu Dinar Emas dan Dirham Perak yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Pada 1.400 tahun yang lalu 1 Dinar emas setara dengan 1 ekor kambing. Sekarang ditahun 2013 satu Dinar emas berharga Rp. 2.150.000,- masih sanggup membeli 1 ekor kambing kualitas terbaik. sedangkan 1 Dirham perak setara dengan 1 ekor ayam. Hal ini membuktikan bahwa Dinar Emas dan Dirham Perak tidak pernah terkena imbas inflasi selama lebih dari 1.400 tahun.
Judy Shelton, dlm bukunya Money Meltdown (Lumatnya Uang), memprediksi bahwa kehancuran moneter dan keuangan global akan segera terjadi. Itu berarti mata uang nasional yang kita pegang saat ini suatu saat tidaklah berarti lagi dan tidak lebih dari sekedar secarik kertas.
Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya memiliki aset riil diantaranya dengan menyimpan emas dan perak amatlah penting, sehingga emas dan perak sebanyak-banyaknya dapat beredar di tengah masyarakat. Hal ini karena pada jaman apapun emas dan perak akan tetap bernilai sehingga amat berguna menghadapi kekacauan ekonomi dan keuangan yang akan terjadi.
Untuk saat ini, kalaupun Dinar Emas & Dirham Perak tidak
diterapkan sebagai mata uang, cara berpikir Dinar dan Dirham tetap akan
menyelamatkan masing-masing individu yang menerapkannya dalam program
rencana finansial.
akhirnya kita kembali kepada Hadits Nabi Muhammad SAW :
Akan datang suatu masa kepada umat manusia ketika tidak akan ada yang tersisa kecuali akan menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) (HR. Imam Ahmad ibn Hambal)
Oleh Ahmad Ridha
akhirnya kita kembali kepada Hadits Nabi Muhammad SAW :
Akan datang suatu masa kepada umat manusia ketika tidak akan ada yang tersisa kecuali akan menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) (HR. Imam Ahmad ibn Hambal)
Oleh Ahmad Ridha