tag:blogger.com,1999:blog-21509356340220226072024-03-13T03:56:19.322-07:00Banjar DinarDinar Emas dan Dirham Perak
(Banjarmasin - Kalimantan Selatan)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-23909735032861713552016-11-23T00:25:00.001-08:002016-11-23T00:25:51.553-08:00Dinar dan Dirham Kebal Inflasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYADHejx_JCr6pQpD-lh2ZX8KLXrYvhorlNBkFR_iQrztDwJRYKXVgXd_uk9v0DjrTn8Jy0xWd-XzQ4EiJJ8_rSYje391917soeH0wCW3bA-Qx4ByD_0MFQfgny4KM2WVRy7lvTDBES_s/s1600/banjar_dinar_inflasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYADHejx_JCr6pQpD-lh2ZX8KLXrYvhorlNBkFR_iQrztDwJRYKXVgXd_uk9v0DjrTn8Jy0xWd-XzQ4EiJJ8_rSYje391917soeH0wCW3bA-Qx4ByD_0MFQfgny4KM2WVRy7lvTDBES_s/s400/banjar_dinar_inflasi.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam suatu negeri. Sebagai contoh pada awal tahun 70-an harga 1 ekor kambing berkisar antara Rp. 8.000,- (delapan ribu rupiah), namun sekarang di tahun 2016 harga kambing terus naik sehingga nilai uang yang sama yaitu Rp. 8.000,- tidak akan sanggup lagi membeli 1 ekor kambing dan bahkan untuk membeli satu ekor ayampun tidak sanggup.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Mata uang yang terkena dampak inflasi tidak hanya uang Rupiah saja namun seluruh mata uang di dunia juga terkena. kita ambil contoh Dolar, pada tahun 1966 satu ekor kambing hanya seharga $ 4,8. Harga tersebut terus melambung hingga pada tahun 1997 satu ekor kambing meningkat menjadi $ 45 dan tahun 2012 harga kambing seharga $ 232.
</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Contoh lainnya adalah Uang Riyal yang merupakan mata uang nasional Saudi Arabia. 100 Riyal pada tahun 2011 bila dibelikan emas di Madinah atau Mekah akan memperoleh emas seberat 2,5 gram. Padahal tahun 1996 uang 100 Riyal yang sama mampu membeli sekitar 3 gram emas. Yang paling jelas terlihat saat membayar dam (denda) dengan membayar seekor kambing. pada tahun 1996 nilainya hanya dikisaran 140 Riyal, sedangkan tahun 2011 sudah berada dikisaran 300 Riyal per 1 ekor kambingnya. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Namun diantara mata uang yang ada di dunia ternyata ada mata uang yang Islam yang disebutkan dalam Al Qur'an yang sejak jaman Rasulullah SAW hingga sekarang tidak pernah terkena imbas inflasi. Mata uang yang disebutkan Allah SWT dalam Al Qur'an tersebut adalah Dinar (emas) yang disebutkan di surat Ali Imron ayat 75 dan Dirham (perak) yang disebut di dua ayat yaitu di Surat Yusuf ayat 20 dan tepat di tengah-tengah Al-Qur’an di surat Al-Kahfi ayat 19. </span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtZQ97_sgmDt9iST9EoV2SRpivsgUFdnlcdXU9pwRgy11zMm4MKnURSD-5XXrf2_Jr2tAzFHKETmPC5NPRpUwazCf9vX9aHeNEEaeQD-9IlA6WFtIeygrz_VsHoS_MLzgPSsX_g37tvx4/s1600/banjar_Dinar_dirham.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtZQ97_sgmDt9iST9EoV2SRpivsgUFdnlcdXU9pwRgy11zMm4MKnURSD-5XXrf2_Jr2tAzFHKETmPC5NPRpUwazCf9vX9aHeNEEaeQD-9IlA6WFtIeygrz_VsHoS_MLzgPSsX_g37tvx4/s400/banjar_Dinar_dirham.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Koin Dinar & Dirham oleh PT. Antam</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dinar sendiri adalah uang koin emas 22 karat seberat 4,25 gram sedangkan Dirham adalah uang koin perak murni seberat 2,975 gram.
Berbeda dengan seluruh mata uang yang ada saat ini yang secara berkala berkurang nilainya, mata uang dinar dan dirham sejak jaman Rasulullah SAW hingga kini selama lebih dari 1400 tahun nilainya tetap sama / stabil. </span><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Sejak jaman Rasulullah SAW hingga sekarang, 1 (satu) Dinar bisa membeli 1 (satu) ekor kambing dan 1 (satu) Dirham bisa membeli 1 (satu) ekor ayam. </span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Kestabilan mata uang Dinar dapat kita lihat dari Hadits berikut :</span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)</span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig5p_tPIDcxsKOwkuVPOWfJa0UWogDCKTzXLOo25gJrqmtJHPqqQbLhPcq1hfgFse2YSo6gX7dn2TKKhvoebVNAn8pvgpCSem802tWJS3r7mvIxKjtdvtuFueHZZGiuGTLfF6h3TUrubc/s1600/dinar_emas_setara_kambing.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig5p_tPIDcxsKOwkuVPOWfJa0UWogDCKTzXLOo25gJrqmtJHPqqQbLhPcq1hfgFse2YSo6gX7dn2TKKhvoebVNAn8pvgpCSem802tWJS3r7mvIxKjtdvtuFueHZZGiuGTLfF6h3TUrubc/s400/dinar_emas_setara_kambing.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Dari hadits tersebut, kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah, SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan. Fakta kedua adalah ketika ‘Urwah menjual salah satu kambing yang dibelinya, ia pun menjual dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar, ini karena kepandaian beliau berdagang sehingga ia dalam hadits tersebut didoakan secara khusus oleh Rasulullah, SAW. </span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Apabila kita bandingkan dengan harga dinar emas saat ini (23 November 2016) berada dikisaran Rp. 2,130,816,- maka 1 koin dinar emas sekarang masih tetap bisa membeli 1 ekor kambing kualitas terbaik dibelahan dunia manapun. ini artinya selama 1.400 tahun lebih, dinar emas tidak terkena dampak inflasi. </span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Kemudian kestabilan mata uang Dirham dapat kita lihat dari nasihat Umar Bin Khattab kepada sahabatnya tentang keuangan keluarga sebagai berikut :</span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">"Jangan kalian makan telur, sebab jika salah seorang diantara kalian makan telur, maka sekali makan telur itu sudah habis. Akan tetapi, jika telur itu ditetaskan dan dipelihara akan melahirkan seekor ayam, hingga bisa dijual seharga satu Dirham." </span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ3iuWgh7wPacJsqcdqWYlfyjbUEAB128ZaHSc_ogmXezFNli8zRfcfCF6yqRpPeR2fshb3I4oB2xCVgBZrzehfXQlpZXBmE1zX2ZyzcabugqZj7XsrJo-mqY4YX1ccl8KaFt_qxtY8nc/s1600/dirham%253Dayam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ3iuWgh7wPacJsqcdqWYlfyjbUEAB128ZaHSc_ogmXezFNli8zRfcfCF6yqRpPeR2fshb3I4oB2xCVgBZrzehfXQlpZXBmE1zX2ZyzcabugqZj7XsrJo-mqY4YX1ccl8KaFt_qxtY8nc/s400/dirham%253Dayam.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Dari riwayat ini diperoleh informasi bahwa pada tahun 640-an M, harga seekor ayam di Madinah adalah satu Dirham. Hari ini (23 Novembe 2016) harga satu Dirham berada disikaran Rp 65,339,- . dengan nilai tersebut saat, meski telah berumur lebih dari 1400 tahun lebih mata uang dirham perak tidak terkena dampak inflasi. </span><br />
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Dari uraian tersebut di atas, dapat kita ambil pelajaran dimana meskipun mata uang yang berlaku dan kita gunakan di Indonesia adalah Rupiah yang nilai atau daya belinya turun terus-menerus, maka kita juga perlu memikirkan suatu metode yang dapat memproteksi hasil jerih payah kita terutama untuk jangka panjang agar tidak tergerus inflasi dengan mengubahnya menjadi aset riil seperti emas (bisa juga dengan Dinar), tanah, rumah, ternak, tanaman, dlsb.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-25572937419029624952015-11-22T19:19:00.003-08:002016-02-09T23:45:38.031-08:00Dinar dan Dirham Sebagai Mahar Pernikahan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1cJ_zcdOYTz7PvuARumOVIwVtBuSDKJ4DDzdlaGOzgQQJe3gEPucTaXRcyhnIZtUGQ-NzNh-7F0YJtYYfzbocQ2SHLN4f7Ny2ROqjak9cL6VVeBSPCyjhU6b-hgkTJ_mbIuCcKraFqk8/s1600/mahar-dinar-dirham.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1cJ_zcdOYTz7PvuARumOVIwVtBuSDKJ4DDzdlaGOzgQQJe3gEPucTaXRcyhnIZtUGQ-NzNh-7F0YJtYYfzbocQ2SHLN4f7Ny2ROqjak9cL6VVeBSPCyjhU6b-hgkTJ_mbIuCcKraFqk8/s320/mahar-dinar-dirham.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dalam Masyarakat Indonesia Mahar identik dgn simbol keagamaan atau kasih sayang. Biasanya seperangkat alat sholat, mushaf maupun beberapa gram perhiasan. Ada juga yang berupa uang yang angkanya disesuaikan dengan tanggal pernikahan.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Sebagai umat muslim alangkah baiknya tentang pemberian mahar ini kita mencontoh Nabi Muhammad SAW dalam memberikan mahar kepada istri-istri beliau karena dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri teladan yang baik sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi :</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagimu; ialah bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari Qiamat dan ia banyak ingat menyebut Allah (Q.S. Al-Ahzab 21) </span><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dalam hal pemberian mahar oleh nabi Muhammad SAW dapat kita lihat dari hadits berikut :</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Aisyah istri Nabi SAW, “Berapakah mahar Rasulullah SAW ?”. Ia menjawab, “Mahar beliau kepada isteri-isterinya adalah dua belas uqiyah lebih satu nasy”. Aisyah bertanya, “Tahukah kamu apakah nasy itu ?”. Aku menjawab, “Tidak”. Aisyah berkata, “Setengah uqiyah, jadi berarti lima ratus dirham” . [HR. Muslim juz 2, hal. 1042]</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfm2vJ-lN-QWNVUs93Xc__sAHzNe5O7V8m4xBbuBsOVLRgiT9mfLaGrbVwsdKRi2qZkNj96DsLphdiny96SWAnKXpuss4EoFrMYYReDbtDz6NvXPQKVWfuj9cDpljlVmYScKb6UDZQjnU/s1600/all_dinar_dirham_300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfm2vJ-lN-QWNVUs93Xc__sAHzNe5O7V8m4xBbuBsOVLRgiT9mfLaGrbVwsdKRi2qZkNj96DsLphdiny96SWAnKXpuss4EoFrMYYReDbtDz6NvXPQKVWfuj9cDpljlVmYScKb6UDZQjnU/s320/all_dinar_dirham_300.jpg" width="320" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small;">Koin Dinar Emas dan Dirham Perak yang dicetak oleh PT. Antam Indonesia</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa Mahar Nabi SAW kepada para istri beliau adalah sebanyak 12,5 uqiyah atau sebesar 500 dirham. Pada zaman tersebut 10 Dirham setara dengan 1 Dinar sehingga 500 dirham sama dengan 50 dinar sedangkan harga dinar pada hari ini (23 Nopember 2015) berdasarkan situs <a href="http://www.geraidinar.com/">www.geraidinar.com</a> adalah Rp 1.845.035,- / Dinar. Jadi mahar Rasulullah SAW sebesar 50 Dinar setara dengan Rp 92.251.900,- pada perhitungan uang<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> sekarang.</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Meskipun mahar nabi tersebut terbilang tinggi namun nilai mahar dalam Islam tidak ditentukan jumlah minimal atau
maksimalnya. Yang menjadi prinsip adalah pengantin laki-laki harus memberikan
mahar menurut kemampuannya. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Hakim
dan Baihaqi Nabi bersabda, “Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah
(baca, murah).</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Jadi meskipun tidak bisa menyamai jumlah mahar nabi alangkah baiknya kita menggunakan Dinar maupun Dirham sebagai mahar pernikahan sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dinar dan Dirham yang dijadikan mahar selain sebagai pengikat kasih sayang juga bisa menjadi syiar dalam memperkenalkan kembali mata uang Islam.</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCtuW-DVpHGJKipfgKrXbHkLWUqD02ywPSWPLeFL853ZOkoxlHdjSPaZMhkWXUYJ7OkcyegE-y3yIqIWHZ6P-9cq1UN8h2LcQSU6eDPdT0tFw6QxmlcyCseWcPYT9gUBmZgDBAFcQ2zXs/s1600/mahar-dinar-bekti-dilla.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCtuW-DVpHGJKipfgKrXbHkLWUqD02ywPSWPLeFL853ZOkoxlHdjSPaZMhkWXUYJ7OkcyegE-y3yIqIWHZ6P-9cq1UN8h2LcQSU6eDPdT0tFw6QxmlcyCseWcPYT9gUBmZgDBAFcQ2zXs/s1600/mahar-dinar-bekti-dilla.jpg" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small;">Mahar 10 Dinar Indra-Dilla</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Kini mahar Dinar dan Dirham sudah makin populer bahkan sudah merambah ke kalangan artis. Sebut saja Indra Bekti yang menggunakan 10 Dinar emas sebagai mahar untuk mempersunting Dilla. Begitu juga dengan Artis Oki Setiana Dewi yang menikah dengan Ory Vitrio atau disapa Rio dimana Rio
mempersembahkan mahar berupa 12 gram emas, dinar sebanyak 10 keping, dan
uang sebesar 1 juta rupiah dalam pernikahan yang diselenggarakan di
menara ESQ pada tanggal 12 januari 2014.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd5U6eXJZ2ZQZoTLFIt6liNano9IRj58LI-hi9WML5hm7V6WRK4RGwuIEXFzwAoNuGtok3yF8vOuw5BtpnIHywq5FvvBsha-5oBkbWI4mPDjKkefXQ5A1wLdOSyPPTGVjAq0YY2gACqwI/s1600/banjardinar-mahar-Oki-Setiana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd5U6eXJZ2ZQZoTLFIt6liNano9IRj58LI-hi9WML5hm7V6WRK4RGwuIEXFzwAoNuGtok3yF8vOuw5BtpnIHywq5FvvBsha-5oBkbWI4mPDjKkefXQ5A1wLdOSyPPTGVjAq0YY2gACqwI/s320/banjardinar-mahar-Oki-Setiana.jpg" width="320" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small;">Mahar Dinar Pernikahan Oki-Setiana</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Bagi Saya dan Istri saya, Mahar berupa dinar selain sebagai Simbol pernikahan dan syiar Islam, kami juga mengambil makna dibalik keutamaan mata uang Dinar emas yang kebal inflasi selama lebih dari 1400 tahun dimana 1 coin dinar emas hingga kini <span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">masih sanggup membeli 1 ekor kambing</span> sebagaimana dalam tulisan saya <a href="http://banjardinar.blogspot.co.id/2014/01/bukti-stabilitas-nilai-dinar-dan-dirham.html">"Bukti Stabilitas Nilai Dinar dan Dirham"</a> dan <a href="http://banjardinar.blogspot.co.id/2014/04/dinar-setara-kambing.html">"Dinar Setara Kambing"</a>. Dari keutamaan tersebut maka pada tanggal 24 Januari 2013 yang lalu
pernikahan kami dilangsungkan dengan mempersembahkan 1 koin Dinar Emas
sebagai maharnya.</span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3VB4SyYGcWdilxbHCcJMtbAfugPZ-jowrsPMANDPsJEbDnjemoXEdvnMgkUL4dEek3zkxBM1FgtVhz5J4qLu5VNzyMFG6Dau4KQakIHkoi3is0A8Cct0sReDT3fILt-JV0mwSXp3pCPE/s1600/mahar_dinar_thumb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3VB4SyYGcWdilxbHCcJMtbAfugPZ-jowrsPMANDPsJEbDnjemoXEdvnMgkUL4dEek3zkxBM1FgtVhz5J4qLu5VNzyMFG6Dau4KQakIHkoi3is0A8Cct0sReDT3fILt-JV0mwSXp3pCPE/s200/mahar_dinar_thumb.jpg" width="194" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pernikahan Saya dan Istri dengan Mahar 1 koin Dinar Emas</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dengan mahar tersebut kami berharap kepada Allah SWT agar mahligai rumah tangga yang kami bangun akan tetap kokoh walau diterpa badai maupun gelombang sekeras apapun sebagaimana Dinar yang tetap kokoh menghadapi inflasi selama ribuan tahun. Saat bahagia akan terus bersama dan saat badai menerpa kami akan lebih mengeratkan pegangan tangan menghadapinya bersama.
Mohon Doa rekan-rekan sekalian akan keberkahan pernikahan kami.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Oleh : Ahmad Ridha </span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-62914757145270681342014-04-01T00:52:00.003-07:002014-04-01T01:13:03.169-07:00Dinar Setara Kambing<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_6TCZpwHswyjJ_hC3niuNvWkhBLE0ocZxAabywG7lV4P38al5VZQkYtfzsqiW_dnUcqQq6wnXQzj_EszBmVCyDBVCjEkpS9X55kRwU79OoZKjg9yNjv-qPRBtD8KNk1rmHotqk_YbC9o/s1600/dinar_emas_setara_kambing.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_6TCZpwHswyjJ_hC3niuNvWkhBLE0ocZxAabywG7lV4P38al5VZQkYtfzsqiW_dnUcqQq6wnXQzj_EszBmVCyDBVCjEkpS9X55kRwU79OoZKjg9yNjv-qPRBtD8KNk1rmHotqk_YbC9o/s1600/dinar_emas_setara_kambing.jpg" height="220" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"> Dinar
Islam tidaklah sama dengan uang dinar Iraq, dimana dinar Iraq adalah
uang kertas biasa. Adapun Dinar disini adalah mata uang Islam berupa uang/koin emas 22 karat
seberat 4,25 gram. Uang emas ini selalu diidentikkan dengan kambing karena satu koin Dinar sejak jaman Rasulullah SAW hingga kini nilainya tidak pernah berubah yaitu selalu bisa membeli kambing. </span></span><br />
<br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;">Mengenai daya beli uang Dinar yang setara kambing ini dapat kita lihat pada Hadits berikut ini :</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;"><i>”Ali
bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami,
Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya
mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan
uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau;
lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual
satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu
ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual
belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung” </i>(H.R.Bukhari)<br /><br />Dari
hadits tersebut kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar
di zaman Rasulullah, SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari
fakta bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat adil, tentu beliau
tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau
berlebihan. Fakta kedua adalah ketika ‘Urwah menjual salah satu kambing
yang dibelinya, ia pun menjual dengan harga satu Dinar. Memang
sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar,
ini karena kepandaian beliau berdagang sehingga ia dalam hadits tersebut
didoakan secara khusus oleh Rasulullah, SAW. </span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiac7t-qrYtaPIyDuizr8zlkGvkeFWW6XMVcAr0gi1wjYPi3xjutiEKWo2l-4RRM5dg_yX3vn17_POyhA7ViZ6AbdTi1GgtUbmg02I_Rt9HV_ECpif7hQKqOOKm17aAcrfF5yBpbHwnuZk/s1600/dinar+antam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiac7t-qrYtaPIyDuizr8zlkGvkeFWW6XMVcAr0gi1wjYPi3xjutiEKWo2l-4RRM5dg_yX3vn17_POyhA7ViZ6AbdTi1GgtUbmg02I_Rt9HV_ECpif7hQKqOOKm17aAcrfF5yBpbHwnuZk/s1600/dinar+antam.jpg" height="216" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;">Dari hadits tersebut, apabila kita bandingkan dengan harga dinar emas sekarang (April 2014) berada dikisaran Rp. </span></span><span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;">1,905,240,-
maka satu coin dinar emas sekarang masih tetap bisa membeli 1 ekor kambing
kualitas terbaik dibelahan dunia manapun. Dengan uang satu Dinar inipun juga bisa membeli dua ekor kambing sedang, ini artinya selama 1.400
tahun lebih, Dinar emas tidak pernah terkena dampak inflasi (penurunan nilai uang).</span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4bOLS1W8ClWUxTJv5WDp2WCUgqHx381o7ZI-Y8JQvQgHs_meYqXV11XdTONW1CSYaavEUXXjrxeYzeSdh-1D1asjY8ftBLWykFFS-YLRs2HcDEjlh1HUcRIVYfs6fLhAWpFxQmNCDYMk/s1600/dinar=kambing.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4bOLS1W8ClWUxTJv5WDp2WCUgqHx381o7ZI-Y8JQvQgHs_meYqXV11XdTONW1CSYaavEUXXjrxeYzeSdh-1D1asjY8ftBLWykFFS-YLRs2HcDEjlh1HUcRIVYfs6fLhAWpFxQmNCDYMk/s1600/dinar=kambing.jpg" height="233" width="400" /></a></span></span></div>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;">Coba
bandingkan dengan uang Rupiah dimana pada awal tahun 70-an harga satu ekor
kambing berkisar antara Rp 8.000,- namun sekarang setelah 40 tahun
nilai uang yang sama bahkan tidak bisa membeli satu ekor ayam. </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;">Konsep
ekonomi Islam adalah untuk kesejahteraan umat, ini berlaku untuk siapa
saja baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin,
muslim atau non muslim siapapun dia. Meskipun saat ini Dinar (Emas) dan
Dirham (Perak) belum diterapkan sebagai mata uang namun cara berpikir
Dinar, berorientasi dinar atau berorientasi emas dapat menyelamatkan
masing-masing individu yang menerapkannya. </span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2p2cw39y4vik8r1j5_B9YbbiFUbxKjVJ7GWThY9WalGlnkA2H0jyHQIJRysYKSY-e7wpTIrlr3eabNUF6VFiTrXIyv5xbYymQvlydhQ3eEGcbDRpgnBJa2g_GLvtE41UyWWc-NfRyR00/s1600/dinar+peruri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2p2cw39y4vik8r1j5_B9YbbiFUbxKjVJ7GWThY9WalGlnkA2H0jyHQIJRysYKSY-e7wpTIrlr3eabNUF6VFiTrXIyv5xbYymQvlydhQ3eEGcbDRpgnBJa2g_GLvtE41UyWWc-NfRyR00/s1600/dinar+peruri.jpg" height="166" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;"><br />
Lebih
bijak bagi kita untuk tidak menyandarkan masa depan pada tabungan uang
kertas. Sangat sayang sekali kalau uang hasil jerih payah kita selama bekerja
kemudian yang dikumpulkan selama puluhan tahun
ternyata sudah tidak bernilai lagi. Simpanlah uang untuk keperluan
jangka panjang kita dalam bentuk emas maupun perak apalagi dengan kemudahan saat ini dimana koin Dinar dan Dirham sudah banyak beredar di Indonesia.
</span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEq8DaMrNYoHblKMbEGGrCOuA6cP3XDGmbF5tLBjxC_xPEeXB3M7fqOrLnog625suQqzSRkeZjtu_VfPhKXQjv5q4Y4_E6dRKbQaR0uOztwpa8wM43udgWde9nLvjIPil5hDBe2P2ab-k/s1600/dinar+wakala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEq8DaMrNYoHblKMbEGGrCOuA6cP3XDGmbF5tLBjxC_xPEeXB3M7fqOrLnog625suQqzSRkeZjtu_VfPhKXQjv5q4Y4_E6dRKbQaR0uOztwpa8wM43udgWde9nLvjIPil5hDBe2P2ab-k/s1600/dinar+wakala.jpg" height="225" width="400" /></a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-38618795662638977832014-03-31T23:24:00.002-07:002014-04-01T00:20:23.809-07:00Dirham Setara Ayam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIChUxdfV8G9CWaCna8vFnVG4enqwccTXCanuN6NopJALdKGXTtYcgl-1yeO8morONKJ0QSHcp5zBveEbcmMY45yH6YYLOB4UFy6MBiI1BML9hR46KZRcx5QJLbK1gKjTG2t61LtM4Lec/s1600/dirham=ayam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIChUxdfV8G9CWaCna8vFnVG4enqwccTXCanuN6NopJALdKGXTtYcgl-1yeO8morONKJ0QSHcp5zBveEbcmMY45yH6YYLOB4UFy6MBiI1BML9hR46KZRcx5QJLbK1gKjTG2t61LtM4Lec/s1600/dirham=ayam.jpg" height="125" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dirham adalah mata uang Islam yaitu koin perak murni dengan berat 2,975 gram. Uang perak ini selalu diidentikkan dengan ayam karena satu koin Dirham sejak 14 abad yang lalu hingga kini nilainya selalu setara dengan ayam tidak pernah terkena dampak inflasi (penurunan nilai mata uang).</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Kesetaraan ini dapat kita lihat dari nasihat Khalifah Umar bin Khattab kepada sahabatnya tentang keuangan keluarga, </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">"Jangan kalian makan telur, sebab jika salah seorang diantara kalian makan telur, maka sekali makan telur itu sudah habis. Akan tetapi, jika telur itu ditetaskan dan dipelihara akan melahirkan seekor ayam, hingga bisa dijual seharga satu Dirham." Dari riwayat ini diperoleh informasi bahwa pada tahun 640-an M, harga seekor ayam di Madinah adalah satu Dirham. Hari ini (April 2014) di Banjarmasin harga ayam juga tak sampai se-Dirham (Rp 63.442,-/Dirham).</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Selain Riwayat di atas, kestabilan daya beli uang perak juga dapat kita lihat pada firman Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 19 sebagai berikut :</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i>Dan
demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara
mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah
berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada
(di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi): “Tuhan
kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka
suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu
ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku
lemah lembut dan jangalah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seorangpun.</i> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dari
ayat di atas diungkapkan bahwa mereka meminta salah satu rekannya untuk
membeli makanan di kota dengan uang peraknya. Tidak dijelaskan berapa
jumlahnya namun uang perak tersebut cukup untuk membeli makanan. Dengan
uang perak yang ada sekarang (April 2014) harga 1 koin Dirham adalah
Rp 63.442,- masih tetap cukup untuk membeli makanan untuk beberapa
orang. Jadi setelah lebih kurang 18 abad, daya beli uang perak relatif
sama.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjGahjqQK_ZbiTuFSnYRAJXYEiWhSGlvjXKqRQfuJ79TnL7u4a4GLrRhcdHy36QfqQqSgx33VyEvjX4lxBVde5DKoXSI7z61g06BW0jO0baXdBjFWmbUWyl3dmmuz-s-pFJamRrDqpJbU/s1600/dirham+peruri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjGahjqQK_ZbiTuFSnYRAJXYEiWhSGlvjXKqRQfuJ79TnL7u4a4GLrRhcdHy36QfqQqSgx33VyEvjX4lxBVde5DKoXSI7z61g06BW0jO0baXdBjFWmbUWyl3dmmuz-s-pFJamRrDqpJbU/s1600/dirham+peruri.jpg" height="205" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;">Jadi, sebagaimana Dinar Emas, Dirham Perakpun tidak mengenal inflasi. Coba bandingkan dengan rupiah, pada awal tahun 70-an harga setongkol jagung adalah Rp 5,- sekarang di tahun 2014 uang yang sama tidak akan sanggup untuk membeli setongkol jagung bahkan Rp. 5,- pada saat ini tidak akan bisa apapun karena sama sekali tidak ada nilainya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;">Konsep
ekonomi Islam adalah untuk kesejahteraan umat, ini berlaku untuk siapa
saja baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin,
muslim atau non muslim siapapun dia. Meskipun saat ini Dinar (Emas) dan
Dirham (Perak) belum diterapkan sebagai mata uang namun cara berpikir
Dinar dan Dirham atau berorientasi emas dan perak dapat menyelamatkan
masing-masing individu yang menerapkannya. </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr1pOzJO5-IwQEYM2lB_ii6a8sw4tHp1SasnZEo1bz9HSg6Az97rZvWms5wM5iS6-C-_VBe2QDcCTkq8oKyoijIeTY43o1Np9qCPXpywvXgV9BxI4O7fb_zcl3bS4WJAafXzAv43bg9co/s1600/dirham+antam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr1pOzJO5-IwQEYM2lB_ii6a8sw4tHp1SasnZEo1bz9HSg6Az97rZvWms5wM5iS6-C-_VBe2QDcCTkq8oKyoijIeTY43o1Np9qCPXpywvXgV9BxI4O7fb_zcl3bS4WJAafXzAv43bg9co/s1600/dirham+antam.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lebih
bijak bagi kita untuk tidak menyandarkan masa depan pada tabungan uang
kertas. Sangat sayang sekali kalau uang hasil jerih payah kita selama bekerja
ternyata dimasa mendatang sudah tidak berarti lagi. Simpanlah uang dalam bentuk emas maupun perak, apalagi dengan kemudahan saat ini dimana koin Dinar dan Dirham sudah banyak beredar di Indonesia.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlNU-41c_vwRdOHOGeC6lzmxSBt7qXF38uWAh8TIZLkX7PGNNdlOgDpIPmwjWdFvaB77LgqPuql0mvBgRW-JhBgUf-i9MNcda7kRoeiWsrwoj2nPDyT7P_gqh1Ej4WyOSyRXYGU-eAac/s1600/dirham+wakala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlNU-41c_vwRdOHOGeC6lzmxSBt7qXF38uWAh8TIZLkX7PGNNdlOgDpIPmwjWdFvaB77LgqPuql0mvBgRW-JhBgUf-i9MNcda7kRoeiWsrwoj2nPDyT7P_gqh1Ej4WyOSyRXYGU-eAac/s1600/dirham+wakala.jpg" height="153" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-24292833946432726212014-03-09T21:25:00.000-07:002014-04-03T00:32:17.487-07:00Gaji Naik, Kemakmuran Turun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtuYVhdp1JIgf2v57wmF6n4S8O-hK6MtB4M3ssodkywINGeHZx2h0rmc0LI4Bgj6Rh9NvjHG4vNg6LuqoDj1wbjVxFUuJt56maLYaHr5lkz0i4-ASd6Ras7jkyePw_WRAoXKG3wO8jyzs/s1600/pendapatan_naik_kemakmuran_turun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtuYVhdp1JIgf2v57wmF6n4S8O-hK6MtB4M3ssodkywINGeHZx2h0rmc0LI4Bgj6Rh9NvjHG4vNg6LuqoDj1wbjVxFUuJt56maLYaHr5lkz0i4-ASd6Ras7jkyePw_WRAoXKG3wO8jyzs/s1600/pendapatan_naik_kemakmuran_turun.jpg" height="156" width="400" /></a></span></span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Pada tahun 2006 saya diangkat menjadi anggota Kepolisian di Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan penghasilan pertama sekitar Rp. 1,2 juta perbulan. Setiap tahun gaji saya terus naik dan kini di tahun 2014 gaji saya sudah menjadi sekitar Rp. 3,6 juta. Namun dengan gaji 3 kali lipat dibandingkan tahun 2006 saya merasa tidak ada peningkatan kemakmuran selama 8 tahun saya bekerja. Hal ini karena setiap ada kenaikan gaji, harga-harga kebutuhanpun turut meningkat.</span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"></span></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Sebagai contoh mari kita bandingkan gaji saya dengan daya belinya terhadap emas. Emas saya jadikan perbandingan karena bisa menjadi penimbang yang adil dimana kenaikannya berbanding lurus dengan kenaikan harga-harga komoditi. Sebagai contoh pada jaman Nabi Muhammad SAW harga 1 ekor kambing setara dengan 1 coin Dinar (emas). sekarang di tahun 2014 harga 1 coin Dinar (emas) setara dengan Rp. 2.015.000,- sehingga masih tetap bisa membeli 1 ekor kambing kualitas terbaik. </span><span style="line-height: 115%;">Coba
bandingkan dengan uang Rupiah dimana pada awal tahun 70-an harga 1 ekor kambing
berkisar antara Rp 8.000,- namun sekarang di tahun 2014 nilai uang yang sama
bahkan tidak bisa membeli satu ekor ayam.</span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC1WJLk9jsrakM3RfgU74GeFHNNYQbJong342HNkTNjksdFO41v_Bpt-ITqnz9BP8zmNeQTWYx0E-lYjAGlgnh6b1IpGv5gteQiZtqn3wQ-hkI9paTVKy6xec_vMIZVETnM-hI5lr8ORA/s1600/dinar_emas_setara_kambing.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC1WJLk9jsrakM3RfgU74GeFHNNYQbJong342HNkTNjksdFO41v_Bpt-ITqnz9BP8zmNeQTWYx0E-lYjAGlgnh6b1IpGv5gteQiZtqn3wQ-hkI9paTVKy6xec_vMIZVETnM-hI5lr8ORA/s1600/dinar_emas_setara_kambing.jpg" height="219" width="640" /></a></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Sekarang mari kita bandingkan dengan gaji saya</span> dimana pada awal tahun 2006 gaji sebesar Rp. 1,2 juta mampu dibelikan emas seberat 8,7 gram (harga emas Rp 138.000,-/gram) sedangkan di tahun 2014 gaji saya sebesar Rp 3,6 juta hanya bisa dibelikan emas seberat 7,5 gram (harga emas Rp 482.000,-/gr). inilah mengapa meskipun secara nominal pendapatan meningkat namun ternyata apabila kita bandingkan daya beli riilnya ternyata malah menurun. Oleh karena itu, gaji saya selama ini bukannya naik tetapi malah turun.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hal ini tidak hanya terjadi bagi gaji pegawai negeri namun juga berlaku untuk pegawai swasta. Sebagai contoh seorang manager di perusahaan asing di tahun 1995 memiliki gaji Rp 10 jt / bulan dan di tahun 2014 dia menjadi direktur di salah satu group perusahaan besar dengan gaji Rp 100 juta-an perbulan ternyata tidak terlepas dari kemerosotan kemakmuran apabila kita lihat dari daya beli uangnya.</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Penghasilan
dia tahun 1995 yang Rp 10 juta saat itu kurang lebih setara dengan 352 gr emas (harga emas Rp 28.358,-/gr). Dengan harga emas pagi ini 10 Maret 2014 dikisaran Rp 475.424,-/gr maka
penghasilan dia yang Rp 100 juta hanya setara dengan 210 gr emas !.
Jadi setelah bekerja 19 tahun lebih dengan penghasilan dalam Rupiah yang
sudah meningkat 10 kali lipat, tentu saja sang direktur tidak merasakan
peningkatan kemakmuran karena daya beli riil dia selama ini bukannya
naik tetapi malah turun.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioMReMh-qR_xerSLoJZKK5MqothucAW_GU2RtKrvk2MVafbI8c9_PykqwIqPoyFnmVDGVpCY7blv-9UHZIJ0m4YQvq9EVg7K3yRPnMa68f3AW6QOnb4Q5ZITk4JUV9vVpY1BaT9GqZ4Zk/s1600/gaji_naik_kemakmuran_turun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioMReMh-qR_xerSLoJZKK5MqothucAW_GU2RtKrvk2MVafbI8c9_PykqwIqPoyFnmVDGVpCY7blv-9UHZIJ0m4YQvq9EVg7K3yRPnMa68f3AW6QOnb4Q5ZITk4JUV9vVpY1BaT9GqZ4Zk/s1600/gaji_naik_kemakmuran_turun.jpg" height="266" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhucAaZb783nXCgLyx9UCGEHiNYG-mrwxEiNjehgW1eF5SVSXNVOtKUZhI6-QInVBQF9ySCi7s-7wbwCJgfD06jJJlrFBZWn16cH7ErpMiWwQCYng9_Wyc2MbBlL0P_yY_A6KAaUahhONw/s1600/gaji_naik_kemakmuran_turun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Berdasarkan hal tersebut di atas, kita sadari apabila kita hanya tetap menggantungkan penghasilan hanya sebagai pegawai baik pegawai negeri maupun swasta maka kemakmuran kita semakin lama hanya semakin menurun. Oleh karena itu, ada baiknya kita khususnya untuk saya sendiri walaupun hanya bekerja sebagai pegawai namun juga harus mempelajari tentang Bisnis dan Investasi sebagaimana Rasulullah SAW yang menjalankan perniagaan.</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun Bisnis dan Investasi beresiko tapi akan lebih beresiko apabila kita tidak mempelajarinya sama sekali. Sedangkan gaji kita sebagai pegawai terus menurun daya belinya, amat sulit saya bayangkan apabila terus seperti ini maka 30 tahun lagi saat saya pensiun nanti ternyata gaji pensiun saya tidak lagi banyak berarti.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun apabila ternyata kita masih belum bisa menjalankan bisnis maupun investasi alangkah baiknya menyimpan uang hasil jerih payah kita dalam bentuk emas maupun coin dinar emas untuk memproteksi uang kita agar tidak terkena imbal inflasi (penurunan daya beli). Sampai nanti pada suatu hari kita memiliki kesempatan untuk mendirikan bisnis dan berinvestasi. </span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-64949986767236886652014-02-27T19:26:00.002-08:002014-02-27T19:30:45.119-08:00Kang Abik Bicara Tentang Dinar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeljpCoRaIGWoQclQzFALFMnCESlAvxULbkjikiHIWymlzdNV3TnpigbPKiL4SmefjOys7pqZGwXijzsA66Ib9hBNshyphenhyphen9MBt9CvvX-4S9Uh9k9AK1pB2eKx5vPAyHmNfhn8tdVA8XwBLE/s1600/Kang_Abik_Banjardinar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeljpCoRaIGWoQclQzFALFMnCESlAvxULbkjikiHIWymlzdNV3TnpigbPKiL4SmefjOys7pqZGwXijzsA66Ib9hBNshyphenhyphen9MBt9CvvX-4S9Uh9k9AK1pB2eKx5vPAyHmNfhn8tdVA8XwBLE/s1600/Kang_Abik_Banjardinar.jpg" height="212" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Habiburrahman El Shirazy yang lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik adalah seorang dai, novelis dan penyair yang karya-karyanya sudah terkenal hingga keluar negeri. Namanya makin melambung ketika karya Novelnya berjudul "Ayat-Ayat Cinta" tampil di layar kaca.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Sebagai alumnus Al Azhar, Kairo, Kang Abik mengaku pernah
mempelajari sejarah Dinar dan Dirham dalam satu mata kuliah khusus. Secara fisik beliau juga memiliki Dinar dan Dirham yang beliau beli dari Wakala di Solo dan Yogya. Oleh karena itu, saat Zaim Saidi - Direktur <span class="st">Wakala Induk Nusantara (Distributor Dinar Emas dan Dirham Perak di Indonesia) bersilaturahmi dengan Kang Abik, beliau tidak terlalu asing dengan Dinar Emas maupun Dirham Perak.</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Kedua tokoh ini berbincang-bincang soal pentingnya
kembali bermuamalah dengan Dinar dan Dirham, mengambalikan pasar-pasar,
serta perdagangan yang halal antar sesama Muslim.Secara khusus, Zaim Saidi mengajak Kang Abik untuk turut
memasyarakatkan bermuamalah dengan Dinar dan Dirham melalui
karya-karyanya, melalui gerakan kultural, yang digelutinya. Kang Abik
menyambut ajakan ini dengan sangat baik.</span> <br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">“Kita memang harus mengembalikan sunnah Rasul ini, inilah yang
terbaik. Sudah lama kita diakali oleh sistem barat dengan uang kertasnya
yang tidak adil,” ujar Kang Abik sebagaiman yang tertulis dalam Situs Wakala Induk Nusantara.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Lebih lanjut, jika ada kerabat yang memerlukan bantuan, kang Abik
akan meminjamkannya dalam bentuk Dinar, dan kembali dalam bentuk Dinar
dengan jumlah yang sama. “Dengan cara ini tidak ada yang dirugikan, dan
saya tidak perlu menambahkannya dengan riba,” katanya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Dalam silaturahim tersebut, Zaim Saidi juga meminta Kang Abik agar
menularkan pengetahuan itu kepada masyarakat secara lebih luas dan
masif, melalui kerya-karyanya yang akan datang. “Penggunaan Dinar dan
Dirham untuk sedekah, mahar, bayar zaat, dan jual beli, daat ditampilkan
dalam kehidupan dalam novel, film, atau sinetronnya,” terang Zaim.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Sebagai kenangan kepada Kang Abik, Zaim Saidi memberikan sejumlah buku: <i>Tidak Syarinya Bank Syariah, Euforia Emas, Akar Pendidikan Islam,</i> dan <i>Jejak Nusantara di Afrika Selatan</i>.
“Kita mohonkan agar melalui Kang Abik, syi’ar dan pengenalan muamalah
dengan Dinar dan Dirham lebih memasyarakat dengan lebih cepat,” pungkas
Zaim.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-57632683473182249472014-02-04T23:40:00.000-08:002014-02-07T05:23:38.609-08:00Mengenal Dinar dan Dirham Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCL0k2yXkT3O3OuSuMg0bXhOlUlb63rZOB8Hobtmod5clIJ4wnfoNxwdkEw9imtWDvSM7FKGJOpPswd82h5ksOXhLR5uGKwc-jOBfJSYw4Bupl0jq4RAtolSpFSfJKqtaasNGosFhuUb8/s1600/Banjardinar_banjarmasin.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCL0k2yXkT3O3OuSuMg0bXhOlUlb63rZOB8Hobtmod5clIJ4wnfoNxwdkEw9imtWDvSM7FKGJOpPswd82h5ksOXhLR5uGKwc-jOBfJSYw4Bupl0jq4RAtolSpFSfJKqtaasNGosFhuUb8/s1600/Banjardinar_banjarmasin.gif" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dinar Islam tidaklah sama dengan uang dinar Iraq, dimana dinar Iraq adalah uang kertas biasa sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat seberat 4,25 gram. Untuk mengenal lebih jauh mengenai Dinar Islam berikut akan diuraikan mengenainya yang dipetik dari buku tulisan Muhaimin Iqbal berjudul, "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham".</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000 SM – 2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Di belahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud).</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">kPada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di museum setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri non Islam sejarah menunjukan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan. Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya-pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keaneka ragaman mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya yang disebut Ducat. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada akhir abad ke 13 tersebut Islam mulai merambah Eropa dengan berdirinya kekalifahan Usmaniyah dan tonggak sejarahnya tercapai pada tahun 1453 ketika Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel dan terjadilah penyatuan dari seluruh kekuasan Kekhalifahan Usmaniyah. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara ) sampai sebagian kepulauan nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraine dibagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasululullah SAW (610) maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah manusia. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang . </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam namun setelah turunnya Islam tidak dilarang atau bahkan juga digunakan oleh Rasulullah SAW– maka hal itu menjadi ketetapan (Taqrir) Rasulullah SAW yang berarti menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri, Dinar dan Dirham masuk kategori ini.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Untuk masa sekarang ini di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia - PT. Aneka Tambang TBK, Oleh WAKALA dan oleh Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) </span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-72295857682108673422014-01-31T19:54:00.001-08:002014-02-03T21:19:53.959-08:00Mengamankan Aset ditengah kelabilan ekonomi dunia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><span style="font-size: large;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh81QgDHXdkOtzTrwiSGLgauuukqIp6aFvj2nOIkPTnYQioI0ZjW3BxLhr894eLWW0byX4DAzooX8OxbA3eeCJeNv3oxaP4PF8XR_ae05R_VyueewkqknOLtmKN_RXQSZtwl2blxyiTzkk/s1600/banjardinar_mengamankan_aset.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh81QgDHXdkOtzTrwiSGLgauuukqIp6aFvj2nOIkPTnYQioI0ZjW3BxLhr894eLWW0byX4DAzooX8OxbA3eeCJeNv3oxaP4PF8XR_ae05R_VyueewkqknOLtmKN_RXQSZtwl2blxyiTzkk/s1600/banjardinar_mengamankan_aset.jpg" height="155" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">September 2013 lalu pemerintah federal Amerika menutup
sejumlah layanannya karena tidak ada anggaran untuk membayar gaji para
pegawainya setelah terjadi kebuntuan
negosiasi anggaran antara pemerintah dengan<i> Congress</i>-nya. Meskipun <i>shutdown</i> tersebut
akhirnya teratasi, tetapi kejadian ini telah menjadikan ekonomi dunia dalam
posisi di ujung tanduk di bawah sandra Amerika. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<span style="font-size: large;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Betapa tidak, bila tidak ada kesepakatan antara Obama
dengan <i>Congress</i> yang dikuasai oleh
Partai Republik – lawan politiknya, maka <i>shutdown</i>
tersebut akan berpeluang pada gagal bayarnya sebagian hutang-hutang mereka
(<i>default</i>) dan Dollar-pun akan runtuh.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-size: large;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Meskipun peluang ini kecil sekali karena akan konyol sekali bila Obama dan<i> Congress</i> membiarkan ini terjadi –
tetapi tetap saja peluang tersebut ada, bahkan sejumlah pemerintahan dunia
seperti China telah mengingatkan Amerika untuk tidak main-main dengan urusan
anggaran mereka – yang bisa menghancurkan ekonomi dunia itu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"></span></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pelajaran yang dapat diambil dari hal tersebut adalah saat
ekonomi dunia lagi tersandera di ujung tanduk, anda bisa mengamankan hasil
jerih payah Anda dalam <i>asset </i>yang
dalam jangka panjang tidak akan terpengaruh oleh gonjang-ganjing ekonomi dunia
yang bisa memburuk setiap saat. Emas atau Dinar Emas adalah proteksi nilai yang
paling mudah diantaranya, yang sudah terbukti mampu mempertahankan nilai selama
lebih dari 1400 tahun – Anda tetap bisa membeli 1 ekor kambing yang cukup baik
dengan 1 Dinar emas dulu, sekarang dan akan datang, insyaAllah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 150%;"></span></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><span style="font-size: large;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-38227932162089068632014-01-31T16:06:00.000-08:002014-01-31T19:58:20.099-08:00Dinar Emas Sebagai Penakar yang Adil<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitG1WBPCJTlWYhJnfI3GmPMqsaUR8rrSuGuF_6P3JvJNj_lATwNV4T3k44Nj3c2ddLNONYE9SPrNIOz9v5f9f1-wkMWTacPPSkLD-vlJ67YQByU3IgGvUOsMOwtJ-tQKkb0ddMaaxCr2o/s1600/banjardinar_neraca.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitG1WBPCJTlWYhJnfI3GmPMqsaUR8rrSuGuF_6P3JvJNj_lATwNV4T3k44Nj3c2ddLNONYE9SPrNIOz9v5f9f1-wkMWTacPPSkLD-vlJ67YQByU3IgGvUOsMOwtJ-tQKkb0ddMaaxCr2o/s1600/banjardinar_neraca.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Banyak kalangan yang mengambil langkah antisipatif menghadapi masa depan dengan berbagai cara. Ada yang berusaha menyiapkan masa depan pendidikan anak dengan asuransi pendidikan, ternyata ketika anaknya masuk kuliah hasil asuransi bahkan tidak cukup untuk biaya pendaftaran. Ada yang sedikit demi sedikit menyisihkan uang untuk biaya haji dan ternyata tidak pernah cukup karena setiap tahun biaya haji mengalami kenaikan. Ada yang menyiapkan dana pensiun agar bisa menikmati hari tua, ternyata ketika sudah uzur, dana tersebut bahkan tidak cukup untuk membayar biaya kesehatannya.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Menabung dalam jangka panjangpun memiliki resiko, dimana uang tabungan kita makin lama makin tak berharga (turun daya belinya). Banyak lagi solusi finansial rumit lainnya yang berujung ketidakpastian masa depan. Namun, ada pelajaran yang bisa kita ambil dari orang tua – orang tua kita dulu, dimana meski tidak berpikir serumit orang-orang pandai sekarang tetapi mereka menabung dalam bentuk emas dimana nilainya naik berbanding lurus dengan kenaikan harga-harga komoditas karena emas berlaku sebagai penakar yang adil.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Menyimpan dalam bentuk Dinar dengan bahan / kandungan intrinsik emas sama saja sebagaimana simpanan emas itu sendiri. Dimana dinar merupakan alat tukar yang adil sehingga dapat membantu menjaga kesejahteraan umat. Bila dibandingkan dengan rupiah harga dinar semakin tinggi harganya hal ini karena rupiah terus terkena inflasi sehingga makin turun daya belinya. Berikut disajikan data harga Dinar per tahun :</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdwmHDM8L2nL3Gsqnp8zLmLy_35bXQrA4UEGT_lhMNk5nJUSOMLwkPbx7m9rQ8gnkYavXtX2Ame2xRC3nunA7nf9imRGijHXsnlLAyfefRj0BYPQVa02EtsEOEoDRbLfS6mZvMa-hTnoE/s1600/Banjardinar_grafik.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdwmHDM8L2nL3Gsqnp8zLmLy_35bXQrA4UEGT_lhMNk5nJUSOMLwkPbx7m9rQ8gnkYavXtX2Ame2xRC3nunA7nf9imRGijHXsnlLAyfefRj0BYPQVa02EtsEOEoDRbLfS6mZvMa-hTnoE/s1600/Banjardinar_grafik.png" height="144" width="320" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNQ7-ofmTYylCo8zaFMPe78Gb7e7GahvD25KWU817p7JvcimsltD-NAIeo1eUK1nHBnhz10VXc9gXxQYz6ybHUx9EKo1o3Xet2S9WMdrbNhzPwl4ha01hvJ8V_vkwm-rx6V__AaH7njUQ/s1600/banjardinar_tabel_thumb.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNQ7-ofmTYylCo8zaFMPe78Gb7e7GahvD25KWU817p7JvcimsltD-NAIeo1eUK1nHBnhz10VXc9gXxQYz6ybHUx9EKo1o3Xet2S9WMdrbNhzPwl4ha01hvJ8V_vkwm-rx6V__AaH7njUQ/s1600/banjardinar_tabel_thumb.png" height="320" width="263" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Harga Dinar dalam jangka pendek tidak selalu naik melainkan fluktuatif terhadap mata uang, namun demikian emas maupun Dinar emas merupakan simpanan jangka panjang untuk keperluan masa depan atau saat anda sudah siap memutarkannya di sektor riil. Karena emas hanyalah sebagai penjaga nilai / penakar yang adil tidak meningkatkan harta, memutarkannya di sektor rill lah yang membuat harta kita berkembang. Karena bagi seorang muslim meningkatnya harta semakin dia bisa lebih banyak berbuat demi kemaslahatan umat dengan hartanya. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Bayangkan anda memiliki sektor riil berupa lahan yang kemudian ditanami tanaman perkebunan dan terus menghasilkan sepanjang tahun dan penghasilannya kita keluarkan zakan, infaq dan sadakahnya. Atau kita memiliki bisnis percetakan sehingga membuka lapangan pekejaan dan penghasilannya sebagian untuk membiayai panti asuhan. Bayangkan dengan harta kita bisa naik haji kemudian menaikkan haji orang tua, keluarga dan orang yang belum mampu. Membiayai panti jompo, pembelajaran Al Qur’an, untuk kepentingan sosial, dll. </span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-90253212139283699482014-01-22T19:38:00.001-08:002014-02-07T05:46:11.531-08:00Bukti Stabilitas Nilai Dinar dan Dirham<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieo6JWHtOQw9jz4wr_ZgbXqVwLyKr5T50clTcm5pVGZ5UccAowjYei8QkiGyyMWC1sueiGFEOf_GM7UySbZ6xc1ur_q9SMHicwLW6kqVUS0bPxGbOL-M5JM2JCd8bjKeydbFCzBiIGIAg/s1600/banjardinar_thumb.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieo6JWHtOQw9jz4wr_ZgbXqVwLyKr5T50clTcm5pVGZ5UccAowjYei8QkiGyyMWC1sueiGFEOf_GM7UySbZ6xc1ur_q9SMHicwLW6kqVUS0bPxGbOL-M5JM2JCd8bjKeydbFCzBiIGIAg/s1600/banjardinar_thumb.gif" height="190" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selama bertahun-tahun kita dicekoki oleh teori inflasi dimana nilai mata uang terus menurun sehingga untuk membeli berbagai komoditas semakin tinggi harganya. Saya masih ingat sekitar tahun 90-an uang Rp. 500,- masih bisa membeli 10 pisang goreng namun kini uang yang sama hanya mampu membeli satu butir permen. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun ada mata uang dimana selama ribuan tahun tidak pernah terkena dampak inflasi yaitu mata uang Islam yaitu Dinar (emas) dan Dirham (perak) dimana nilai Dinar sejak masa Rasulullah SAW hingga kini masih tetap sama yaitu masih tetap bisa membeli satu ekor kambing sedangkan Dirham identik dengan harga ayam.
Di bawah ini akan diungkapkan beberapa sejarah yang diambil dari Al Qur’an dan Hadits yang akan memperkuat bukti kestabilan nilai Dinar (emas) dan Dirham (perak). </span></span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk melihat nilai Dirham, mari kita lihat firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 19 : </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa<b> uang perakmu</b> ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangalah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.</i> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari ayat diatas diungkapkan bahwa mereka meminta salah satu rekannya untuk membeli makanan di kota dengan uang peraknya. Tidak dijelaskan berapa jumlahnya namun uang perak tersebut cukup untuk membeli makanan. Dengan uang perak yang ada sekarang (Januari 2014) harga 1 koin Dirham adalah Rp 65.000,- masih tetap cukup untuk membeli makanan untuk beberapa orang. Jadi setelah lebih kurang 18 abad, daya beli uang perak relatif sama. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Coba bandingkan dengan rupiah, pada awal tahun 70-an harga setongkol jagung adalah Rp 5,- sekarang di tahun 2014 uang yang sama tidak akan sanggup untuk beli setongkol jagung bahkan Rp 5,- pada saat ini tidak akan bisa beli apapun karena sama sekali tidak ada nilainya. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mengenai daya beli uang emas Dinar dapat kita lihat pada Hadits berikut : </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>“Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ‘Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau</i> (H.R. Bukhari) </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari hadits tersebut bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah, SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang adil, tentu beliau tidak akan menyuruh Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan. Dengan uang emas yang ada pada saat ini (Januari 2014) harga 1 koin Dinar adalah Rp 2.015.000,- masih tetap bisa membeli 1 ekor kambing di belahan dunia manapun, artinya setelah lebih dari 14 abat daya beli Dinar tetap. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Coba bandingkan dengan uang Rupiah dimana pada awal tahun 70-an harga 1 ekor kambing berkisar antara Rp 8.000,- namun sekarang setelah 40 tahun nilai uang yang sama bahkan tidak bisa membeli satu ekor ayam. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Konsep ekonomi Islam adalah untuk kesejahteraan umat, ini berlaku untuk siapa saja baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin, muslim atau non muslim siapapun dia. Meskipun saat ini Dinar (Emas) dan Dirham (Perak) belum diterapkan sebagai mata uang namun cara berpikir Dinar, berorientasi dinar atau berorientasi emas dapat menyelamatkan masing-masing individu yang menerapkannya. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lebih bijak bagi kita untuk tidak menyandarkan masa depan pada tabungan uang kertas. Sangat sayang sekali kalau hasil jerih payah kita selama bekerja kemudian dimasa tua uang yang kita kumpulkan selama puluhan tahun ternyata sudah tidak bernilai lagi. Simpanlah uang untuk keperluan jangka panjang kita dalam bentuk emas.
</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-1419670895882193482014-01-17T00:39:00.002-08:002014-02-07T05:49:32.144-08:00Dinar dan Dirham di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfm2vJ-lN-QWNVUs93Xc__sAHzNe5O7V8m4xBbuBsOVLRgiT9mfLaGrbVwsdKRi2qZkNj96DsLphdiny96SWAnKXpuss4EoFrMYYReDbtDz6NvXPQKVWfuj9cDpljlVmYScKb6UDZQjnU/s1600/all_dinar_dirham_300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfm2vJ-lN-QWNVUs93Xc__sAHzNe5O7V8m4xBbuBsOVLRgiT9mfLaGrbVwsdKRi2qZkNj96DsLphdiny96SWAnKXpuss4EoFrMYYReDbtDz6NvXPQKVWfuj9cDpljlVmYScKb6UDZQjnU/s1600/all_dinar_dirham_300.jpg" height="193" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Dinar adalah koin emas 22 karat dengan berat 4,25 gram dan Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2,975 gram.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Dinar dan Dirham telah digunakan sejak jaman Rasulullah SAW, dibuat resmi dan ditetapkan standarnya sebagai mata uang yang syah dalam kekhalifahan Islam oleh khalifah Umar bin khattab RA, dan digunakan semakin luas oleh khalifah-khalifah setelahnya, bahkan menjadi alat tukar satu-satunya pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib RA.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Di Indonesia, Dinar dan Dirham salah satunya diproduksi , distandarisasi dan dicetak oleh PT. Antam, Tbk., melalui unit bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (lebih dikenal dengan “Logam Mulia/LM”).</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj51_Ri6kYkVWNbPtBCQc9os6p3jjHhAHnlkn0XY4QXWgPaSRbVTICMXaovieVMqYSFodhrg6IjJ1W3LS7V4vEJGy44L_XAxsz13DN6SIu8JlvrV5h5SPjIzocQBwFIH8TSi5H1y5EzX8o/s1600/dinar+antam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj51_Ri6kYkVWNbPtBCQc9os6p3jjHhAHnlkn0XY4QXWgPaSRbVTICMXaovieVMqYSFodhrg6IjJ1W3LS7V4vEJGy44L_XAxsz13DN6SIu8JlvrV5h5SPjIzocQBwFIH8TSi5H1y5EzX8o/s1600/dinar+antam.jpg" height="173" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Selain itu produksinya melalui proses sertifikasi ISO 17025 yang dikeluarkan KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan LBMA (London Bullion Market Association) dan dapat dijadikan alat tukar langsung dan berlaku global distandarisasi oleh WITO (World Islamic Trader Organization).</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivdtmH7M_t8wUgrAHf8IUIkasvkjcfmtn-YjDwTQSXcQb5FwTnMpxVQAnlVN75ax_mXsI-NXJQtIvlGstBJkq4a8An9i8VPAa66deqzIcUEoFGcM5dNVyKE9NuKGkK3Vw2mwveUyfKUvg/s1600/dirham+antam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivdtmH7M_t8wUgrAHf8IUIkasvkjcfmtn-YjDwTQSXcQb5FwTnMpxVQAnlVN75ax_mXsI-NXJQtIvlGstBJkq4a8An9i8VPAa66deqzIcUEoFGcM5dNVyKE9NuKGkK3Vw2mwveUyfKUvg/s1600/dirham+antam.jpg" height="180" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Selain diproduksi PT. Antam, Dinar dan Dirham juga diproduksi oleh Wakala Nusantara. Wakala menyediakan Dinar dan Dirham dalam pecahan :</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">1/2 Dinar (2,125 gram emas, 22 karat, Diameter : 20 mm)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">1 Dinar (4,250 gram emas, 22 karat, Diameter : 23 mm)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">2 Dinar (8,5 gram emas, 22 karat, Diameter : 26 mm)</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEq8DaMrNYoHblKMbEGGrCOuA6cP3XDGmbF5tLBjxC_xPEeXB3M7fqOrLnog625suQqzSRkeZjtu_VfPhKXQjv5q4Y4_E6dRKbQaR0uOztwpa8wM43udgWde9nLvjIPil5hDBe2P2ab-k/s1600/dinar+wakala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEq8DaMrNYoHblKMbEGGrCOuA6cP3XDGmbF5tLBjxC_xPEeXB3M7fqOrLnog625suQqzSRkeZjtu_VfPhKXQjv5q4Y4_E6dRKbQaR0uOztwpa8wM43udgWde9nLvjIPil5hDBe2P2ab-k/s1600/dinar+wakala.jpg" height="180" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">1/6 (Daniq) Dirham (0,496 gram perak murni, Diameter : 15 mm)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">1/2 (Nisfu) Dirham (1,487 gram perak murni, Diameter : 18 mm)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">1 Dirham (2,975 gram perak murni, Diameter : 25 mm)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">2 Dirham (5,950 gram perak murni, Diameter : 26 mm)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">5 Dirham (14,875 gram perak murni, Diameter : 27 mm) </span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlNU-41c_vwRdOHOGeC6lzmxSBt7qXF38uWAh8TIZLkX7PGNNdlOgDpIPmwjWdFvaB77LgqPuql0mvBgRW-JhBgUf-i9MNcda7kRoeiWsrwoj2nPDyT7P_gqh1Ej4WyOSyRXYGU-eAac/s1600/dirham+wakala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlNU-41c_vwRdOHOGeC6lzmxSBt7qXF38uWAh8TIZLkX7PGNNdlOgDpIPmwjWdFvaB77LgqPuql0mvBgRW-JhBgUf-i9MNcda7kRoeiWsrwoj2nPDyT7P_gqh1Ej4WyOSyRXYGU-eAac/s1600/dirham+wakala.jpg" height="123" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Beredarnya koin Dinar dan Dirham di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi Perum Peruri (Perusahaan Uang Republik Indonesia) sehingga Perum Peruri juga mencetak koin Dinar dan Dirham untuk tanah air.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2p2cw39y4vik8r1j5_B9YbbiFUbxKjVJ7GWThY9WalGlnkA2H0jyHQIJRysYKSY-e7wpTIrlr3eabNUF6VFiTrXIyv5xbYymQvlydhQ3eEGcbDRpgnBJa2g_GLvtE41UyWWc-NfRyR00/s1600/dinar+peruri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2p2cw39y4vik8r1j5_B9YbbiFUbxKjVJ7GWThY9WalGlnkA2H0jyHQIJRysYKSY-e7wpTIrlr3eabNUF6VFiTrXIyv5xbYymQvlydhQ3eEGcbDRpgnBJa2g_GLvtE41UyWWc-NfRyR00/s1600/dinar+peruri.jpg" height="166" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjGahjqQK_ZbiTuFSnYRAJXYEiWhSGlvjXKqRQfuJ79TnL7u4a4GLrRhcdHy36QfqQqSgx33VyEvjX4lxBVde5DKoXSI7z61g06BW0jO0baXdBjFWmbUWyl3dmmuz-s-pFJamRrDqpJbU/s1600/dirham+peruri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjGahjqQK_ZbiTuFSnYRAJXYEiWhSGlvjXKqRQfuJ79TnL7u4a4GLrRhcdHy36QfqQqSgx33VyEvjX4lxBVde5DKoXSI7z61g06BW0jO0baXdBjFWmbUWyl3dmmuz-s-pFJamRrDqpJbU/s1600/dirham+peruri.jpg" height="164" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;"> </span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: large;">Oleh : Ahmad Ridha </span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"></span></div>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-60238883032715428022014-01-08T03:59:00.000-08:002015-12-17T18:55:03.669-08:00Membeli Masa Depan Dengan Harga Hari Ini<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4IAkL8pVGupfuueuabqfKKPU5Gmq2lRw3vLwAXVtu2D2LSb0dpuYWLwI2ryN82VtKqDlTUox1gvMybUYhGGdacl2eAIPwIe8-mohwII2JUUQNvsnZt8tfBUPZ79WwmXcsDrn-m1Smr6w/s1600/banjardinar-membeli-masa-depan-thumb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4IAkL8pVGupfuueuabqfKKPU5Gmq2lRw3vLwAXVtu2D2LSb0dpuYWLwI2ryN82VtKqDlTUox1gvMybUYhGGdacl2eAIPwIe8-mohwII2JUUQNvsnZt8tfBUPZ79WwmXcsDrn-m1Smr6w/s320/banjardinar-membeli-masa-depan-thumb.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Sholeh
Dipraja seorang penulis buku, "Siapa Bilang Investasi Emas Butuh Modal Gede" mempunyai pengalaman yang ditulis di dalam bukunya. Pada Tahun 2003 beliau mempunyai uang Rp 3.600.000,-, dengan uang tersebut pada masa itu belum bisa membeli sepeda motor baru. bahkan untuk membeli sepeda motor bekaspun hanya dapat
kualitas yang kurang baik. Akhirnya uang tersebut dia belikan emas perhiasan 24
karat seberat 40,2 gram (harga emas saat itu sekitar Rp. 90.000 / gram)</span></span></span></span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Harga emas tiap tahun terus mengalami kenaikan, hingga pada bulan pada Nopember 2010 harga emas mencapai Rp 398.000,- / gram. Emas yang dimiliki Pak Sholeh Dipraja seberat 40,2 gram tersebut
kini bernilai Rp. 15.999.600. Kenaikan harga yang fantastis, pada tahun 2003 emas tersebut
belum mampu beli sepeda motor baru, namun setelah tujuh tahun emas yang sama setara degan sepeda
motor baru kualitas terbaik.</span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dari pengalaman di atas, alangkah bijak apabila kita menyiapkan keperluan masa depan seperti naik haji, membeli rumah, tabungan hari tua, biaya pendidikan anak kita dan lain-lain dengan berbekal emas. Karena apabila kita tetap menyimpan dalam bentuk rupiah harga-harga barang semakin meningkat setiap tahunnya sehingga uang kita tidak akan pernah cukup untuk membelinya. Sedangkan apabila menyimpan dalam bentuk emas maka nilainya akan terus meningkat berbanding lurus atau bahkan diatas daripada kenaikan harga barang / kebutuhan. Bayangkan saja apabila Pak Sholeh Dipraja tetap menimpan uangnya dalam bentuk Rupiah mungkin sampai kapanpun dia tetap tidak akan bisa beli sepeda motor baru.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Inflasi telah merenggut kemakmuran dari kita, saya masih ingat 20 tahun yang lalu uang Rp 500,- bisa membeli 10 buah pisang goreng namun sekarang uang Rp. 500,- hanya bisa beli satu butir permen. Jadi apabila saat ini anda memiliki Rp 2.000.000,- masih bisa satu ekor kambing kualitas terbaik kemungkinan empat sampai lima tahun mendatang uang yang sama belum tentu cukup untuk membeli satu ekor kambing.</span></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berbeda dengan mata uang Dinar Emas, sejak masa Rasulullah SAW hingga sekarang 1 ekor kambing tetap bisa dibeli dengan 1 Dinar Emas. Jadi, selama lebih dari 1400 tahun Dinar emas tidak terpengaruh oleh inflasi. Hal ini sesuai dengan Al Qur'an bahwa Emas dan Perak sebagai penakar yang adil.<br /><br />Meskipun Dinar Emas dan Dirham Perak saat ini belum menjadi mata uang kita namun alangkah bijaknya apabila kita melindungi hasil jerih payah kita dalam bekerja dalam bentuk emas maupun perak sehingga tidak habis direnggut inflasi. Sayang sekali kalo saat ini kita bekerja keras namun saat masa pensiun tiba uang yang kita kumpulkan selama puluhan tahun tidak berarti lagi untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.</span></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dinar dan Dirham hanyalah salah satu instrumen kita dalam melindungi kemakmuran kita dari inflasi, banyak instrumen lain yang berfungsi sama seperti aset riil yang berputar baik dan lain sebagainya, Insyaallah.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Oleh : Ahmad Ridha </span></span><br />
<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-86731907375700946422014-01-04T17:35:00.001-08:002014-02-03T21:21:12.574-08:00Aset Riil kebal inflasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYiw7qGrV2TqT_EmUDvu27b1ZRQ-xeG1mLpByn9Pd0qNTDqb__2Zl2SO7t6GpCTQ6mrEkGkoTuKOJHiNitZmLyjWASiIpFbSRiYFljcIsAt2jAAZqpLAX6XM52m-BEugQq7c-kw2j-gvk/s1600/banjardinar_asetriil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYiw7qGrV2TqT_EmUDvu27b1ZRQ-xeG1mLpByn9Pd0qNTDqb__2Zl2SO7t6GpCTQ6mrEkGkoTuKOJHiNitZmLyjWASiIpFbSRiYFljcIsAt2jAAZqpLAX6XM52m-BEugQq7c-kw2j-gvk/s320/banjardinar_asetriil.jpg" height="173" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Saya bekerja salah satu staf pribadi pimpinan, di ruangan tempat saya bekerja juga ada staf-staf lainnya baik bapak-bapak maupun ibu-ibu. Ruangan kami yang bersebelahan dengan ruang pimpinan menjadikan ruangan kami kerap dikunjungi pejabat kantor lainnya sebelum menghadap pimpinan.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">disela-sela pekerjaan, saya mendengar obrolan ibu-ibu di kantor yang agak menarik dan mungkin dapat kita petik pelajaraan dari sana. mereka membicarakan tentang kemanfaatan emas, dimana salah seorang ibu tersebut membeli rumah pribadinya dengan menjual emas. Emas tersebut telah beliau kumpulkan selama bertahun-tahun dan mendapat keuntungan yang lumayan banyak dari kenaikan harga emas saat menjualnya.</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-size: large;">Seorang ibu lainnya bersuami seorang pimpinan bengkel perbaikan alat berat. tidak seperti kebanyakan ibu-ibu yang suka shopping dan konsumtif beliau mempergunakan keuntungan dari bisnis suaminya dengan dibelikan emas, baik emas perhiasan maupun batangan. Beliau berpikir daripada uang tersebut tidak tergunakan dan hanya terdiam di bank lebih baik ditabung dalam bentuk emas karena tidak akan turun nilainya dibandingkan uang rupiah yang terus menurun daya belinya.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ibu yang satunya lagi memiliki aset berupa rumah-rumah yang dikontrakkan yang beliau beli satu-persatu baik tunai maupun kredit. Beliau pandai mencari rumah dengan harga miring kemudian dibeli dan disewakan sehingga selain penghasilan sebagai pegawai beliau memiliki penghasilan dari menyewakan rumah. Beliau sudah siap apabila masa pensiunnya tiba dengan aset-aset yang terus meningkat. Namun, sebelum mendapatkan rumah beliau juga kerap mengumpulkan emas sedikit demi sedikit seperti ibu-ibu yang lainnya. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Ada lagi yang bercerita saat awal-awal pernikahan beberapa kali harus menjual cincin pernikahan untuk menyokong perekonomian keluarga dan saat sudah mulai stabil baru beli lagi. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Saat ditengah pembicaraan tentang emas ada salah seorang pejabat yang mendengarkannya kemudian menyela sambil bercanda, "Dasar orang kampung, pikirannya beli emas aja, hehe.... ". Saat disela seperti itu, ibu-ibu tersebut hanya diam saja sambil tersenyum sampai pejabat tersebut keluar ruangan sambil menenteng hp mahal jenis terbaru.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Setelah bapak tersebut tidak terlihat lagi, baru ada komentar dari salah seorang ibu yang mengatakan bahwa justru orang-orang dikampunglah yang tidak akan terpengaruh terhadap dampak kenaikan harga, krisis maupun inflasi. Saat krisis menerjang, orang-orang di kota mengeluh akan tingginya harga-harga kebutuhan sebaliknya di desa malah menguntungkan dimana harga hasil kebun, pertanian dan peternakan meningkat pula. Rasio kepemilikan rumah dan lahan di desa pun lebih tinggi daripada di kota. Nilai emas dibandingkan hp mewah dan mobil yang dipakai pejabat tersebut juga tidak kalah bersaing, dimana apabila hp dan mobil dibeli untuk dipakai dan mau dijual lagi harganya pasti akan jauh menurun. Berbeda dengan emas yang harganya semakin lama semakin meningkat.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJIbHuhOxTPBCOTpEBiJUx56Notuf9TD53NZvslOwFk9C3n9B-eGDs42A4jYv_DXgcCCJCFunbiqYotMkhLN4SkM6wfcF2qmh-SGE7tYwmCAfklupTDsz8IMzwZV_kozIkXJghBjP-Fc8/s1600/banjardinar_aset_riil_thumb.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJIbHuhOxTPBCOTpEBiJUx56Notuf9TD53NZvslOwFk9C3n9B-eGDs42A4jYv_DXgcCCJCFunbiqYotMkhLN4SkM6wfcF2qmh-SGE7tYwmCAfklupTDsz8IMzwZV_kozIkXJghBjP-Fc8/s320/banjardinar_aset_riil_thumb.png" height="136" width="320" /></a></div>
<span style="font-size: large;">Dari sini kita dapat mengambil pelajaran dimana kita harus mengamankan hasil jerih payah kita dengan menjadikannya sebagai aset yang nyata aset riil yang benar-benar kita pegang. Karena apabila kita menyimpannya hanya dalam bentuk tabungan berupa uang maka lambat laun nilainya tidak akan berarti lagi. Saya masih ingat ketika 20 tahun yang lalu dengan uang Rp. 500,- (lima ratus rupiah) bisa membeli 10 pisang goreng, namun sekarang uang yang sama hanya bisa beli permen. mungkin sekarang kita memiliki uang 10jt rupiah namun beberapa tahun kedepan mungkin uang yang sama hanya bisa membeli beberapa karung beras.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Berbeda dengan emas dan aset-aset riil yang lainnya dimana harganya akan terus meningkat mengikuti atau diatas dari kenaikan inflasi. Di tahun 1993 harga emas murni 24 karat sekitar Rp 24.000,- / gram dan di tahun 2013 harga emas melonjak menjadi sekitar Rp 500.000,-. Selama masih terjadi inflasi tidak ada yang bisa menahan jadi sebesar apa harga emas 20 tahun mendatang.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2hlc_xv9lcbt6lTDEo1Oln1_VGycfirv9mMmtU6AJ74NbtRyZdZf7UU_0tuhPHf8NKIchYpERWFTsGhiNVSNghulWfh9YmvdHxUtZwmgWX1Zgm_T3q4vg33LdB6B5JWZHo04-MO_IBQ0/s1600/banjardinar_aset.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2hlc_xv9lcbt6lTDEo1Oln1_VGycfirv9mMmtU6AJ74NbtRyZdZf7UU_0tuhPHf8NKIchYpERWFTsGhiNVSNghulWfh9YmvdHxUtZwmgWX1Zgm_T3q4vg33LdB6B5JWZHo04-MO_IBQ0/s1600/banjardinar_aset.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Namun perlu diingat, emas bukan merupakan investasi namun hanya sekedar proteksi hasil jerih payah kita saja agar tidak hilang dimakan inflasi karena fungsi emas sebagai penakar yang adil dimana harga emas sebanding dengan kenaikan harga barang. Sebagai contoh pada masa Rasulullah SAW satu ekor kambing berharga 1 coin dinar emas dan sekarang di tahun 2014 harga 1 coin Dinar sekitar Rp 2.000.000,- masih cukup untuk membeli 1 ekor kambing kualitas terbaik. Jadi selama lebih dari 1.400 tahun Dinar emas tidak pernah tergerus inflasi.</span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhulbD3LhfAOS-hH_EBl68nNNSpCIcH-Q92aKDq-O0Cv6r7jFKInSaLJsvbYui41vOGKT2SVALVX9TChVlGQp87uwo6fHpTPG5sBQc4MgSywoDspk8iqI19RAerrhqk6O-VPcNtyS-Cqnc/s1600/banjardinar_kebun.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhulbD3LhfAOS-hH_EBl68nNNSpCIcH-Q92aKDq-O0Cv6r7jFKInSaLJsvbYui41vOGKT2SVALVX9TChVlGQp87uwo6fHpTPG5sBQc4MgSywoDspk8iqI19RAerrhqk6O-VPcNtyS-Cqnc/s1600/banjardinar_kebun.jpg" /></a><span style="font-size: large;">Untuk investasi bayangkan anda memiliki lahan yang ditanam pohon-pohon perkebunan yang selalu menghasilkan, atau kalo dikota anda memiliki ruko untuk usaha atau rumah kontrakan yang terus menghasilkan. Namun, sebelum itu semua terwujud anda bisa memproteksi uang hasil jerih payah anda dulu dalam bentuk emas, siapa tahu 5 atau 10 tahun mendatang anda memiliki ide mengembangkan investasi, bisnis atau usaha anda sendiri. Semoga berkah.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Dari : Ahmad Ridha</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-19467023297563918832013-11-26T19:24:00.002-08:002014-02-03T21:21:28.920-08:00Menabung di Bank atau Beli Emas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIRlVVf0V-f4dWhfkNSO-gY_uDc-61ItNjqxAZDzanWm4dUdmOW6-oa3u9HSwbWUxu3ec09zwCufbQs4frycnjfbDE-uOJKAJw0TUGEHRq493mm4b14pHssL_cOEL0Emc36Xxo1Nm_7yo/s1600/banjardinar_bankvsemas_thumb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIRlVVf0V-f4dWhfkNSO-gY_uDc-61ItNjqxAZDzanWm4dUdmOW6-oa3u9HSwbWUxu3ec09zwCufbQs4frycnjfbDE-uOJKAJw0TUGEHRq493mm4b14pHssL_cOEL0Emc36Xxo1Nm_7yo/s320/banjardinar_bankvsemas_thumb.jpg" height="81" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada tahun 1996 ada lagu anak-anak yang cukup populer karya Titik Puspa berjudul, "Menabung". Adapun liriknya adalah sebagai berikut.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">‘bing beng bang<br />
yok kita ke bank<br />
bang bing bung<br />
yok kita nabung<br />
tang ting tung hey<br />
jangan di hitung<br />
tau tau nanti kita dapat untung</span></span> <br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pembawaan dan lirik lagu ini ceria, menjadikan lagu ini sangat digemari dan mudah sekali untuk di ingat. Namun ada satu yang menjadi pertanyaan, apakah menabung di Bank masih relevan untuk keadaan saat ini.</span></span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Sekedar berbagi pengalaman. Kakak saya, sejak SMA telah memiliki uang sebesar Rp. 10.000.000,-. Uang tersebut tidak diapa-apakan hanya sekedar ditabungan di Bank untuk keperluan masa depan. Seiring berjalannya waktu, nilai uang tersebut walau masih tetap utuh Rp 10 jt akan tetapi daya belinya terus menurun tergerus oleh inflasi. Pada tahun 2001 uang Rp. 10 jt masih bisa membeli 125 gr emas (harga emas Rp. 80.000,-/gr). Kini di bulan Nopember 2013 harga emas sudah mencapai Rp 500.000,-/gr. Seandainya uang tersebut sejak tahun 2001 dibelikan emas, maka kakak saya sekarang telah memiliki uang senilai Rp. 62.500.000,-. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Namun sayang sekali itu tidak terjadi, menyadari hal tersebut, kakak saya pada bulan Desember 2012 lalu menukarkan uang tersebut dengan emas Antam sebesar 20 gram dengan meronggoh uang sebesar Rp. 11jt. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, karena 10 tahun mendatang lambat tapi pasti uang kita semakin tidak bernilai. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Bagi anda yang ingin merencanakan dana untuk masa depan sebagai contoh untuk ibadah haji, sekolah anak, biaya kesehatan hari tua, dlsb, alangkah lebih bijak dengan tidak menyandarkannya pada tabungan uang kertas. Mari kita simpan dalam bentuk emas agar hasil jerih payah kita dalam bekerja tidak tergerus inflasi.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Oleh : Ahmad Ridha
</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-79021880661214368542013-01-15T19:52:00.002-08:002014-02-07T05:51:49.484-08:00Pentingnya Emas & Perak saat ini & akan datang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicpeXnP_6k2RQxb5tiU4lnpWfXDqKSIj08t9KOrZHY4reuGwTaDfBxE8WFOv5-uExPGCWZjbpLcdzlHMbXnLDNNGcim4akuv8bSUw21LG43bWwgUnl21jU3TSpNzobE106vUopx3merLM/s1600/banjardinar_emas_perak_thumb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicpeXnP_6k2RQxb5tiU4lnpWfXDqKSIj08t9KOrZHY4reuGwTaDfBxE8WFOv5-uExPGCWZjbpLcdzlHMbXnLDNNGcim4akuv8bSUw21LG43bWwgUnl21jU3TSpNzobE106vUopx3merLM/s1600/banjardinar_emas_perak_thumb.jpg" /></a></div>
<br />
<span class="userContent" style="font-size: large;">Runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani amatlah
disayangkan dalam sejarah umat Muslim. Akibatnya, dunia muslim terpecah dan
dijajah oleh bangsa-bangsa lain. Sistem moneter berbasis emas dan perak
digantikan dengan mata uang nasional yang pada dasarnya merupakan uang fiat yang tidak berlandaskan apa-apa (contoh uang rupiah pada Indonesia).<br /> <br />
Indonesia sendiri pada kerajaan-kerajaan nusantara jaman dulu juga
menggunakan uang emas dan perak hingga masuknya penjajahan pada masa
kolonialis<span class="text_exposed_show">me yg sedikit demi sedikit
menggantikan mata uang tersebut dengan mata uang kolonial. </span></span><br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"></span></span><br />
<a name='more'></a><br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show">Hingga Indonesia merdeka, meski para
penjajah telah meninggalkan Indonesia mereka tetap memastikan bahwa
perekonomian uang fiat tetap bercokol di tanah air dengan memastikan mata uang Rupiah menjadi mata uang nasional Indonesia. Dengan demikian walaupun saat ini kita tidak dijajah secara langsung, Indonesia tetap dapat dijajah secara ekonomi. </span></span><br />
<br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show">Bagaimana kita bisa dijajah secara ekonomi padahal kita menggunakan mata uang kita sendiri. Hal ini dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Ahmad Kameel Mydin Meera
berjudul <i>The Theft of Nations</i> (Perampok Bangsa-Bangsa). Tiap tahun Indonesia mengalami inflasi sehingga nilai mata uang Rupiah mengalami penurunan dan harga barang melambung. Sebagai contoh waktu pertama kali rupiah dibentuk harga 1 gram emas setara dengan Rp. 2,- (dua rupiah) namun sekarang ditahun 2012 harga 1 gram emas sekitar Rp. 500.000,-. Hal ini akan terus berlanjut apabila kita masih menggunakan perekonomian uang fiat.</span></span><br />
<br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show">Berbeda dengan mata uang Islam yaitu Dinar Emas dan Dirham Perak yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Pada 1.400 tahun yang lalu 1 Dinar emas setara dengan 1 ekor kambing. Sekarang ditahun 2013 satu Dinar emas berharga Rp. 2.150.000,- masih sanggup membeli 1 ekor kambing kualitas terbaik. sedangkan 1 Dirham perak setara dengan 1 ekor ayam. Hal ini membuktikan bahwa Dinar Emas dan Dirham Perak tidak pernah terkena imbas inflasi selama lebih dari 1.400 tahun. </span></span><br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"></span></span><br />
<br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show">Judy Shelton, dlm bukunya <i>Money Meltdown</i> (Lumatnya Uang), memprediksi
bahwa kehancuran moneter dan keuangan global akan segera terjadi. Itu
berarti mata uang nasional yang kita pegang saat ini suatu saat tidaklah
berarti lagi dan tidak lebih dari sekedar secarik kertas.<br /> <br /> Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mengedukasi
masyarakat akan pentingnya memiliki aset riil diantaranya dengan menyimpan emas dan perak amatlah penting,
sehingga emas dan perak sebanyak-banyaknya dapat beredar di tengah
masyarakat. Hal ini karena pada jaman apapun emas dan perak akan tetap bernilai sehingga amat berguna menghadapi kekacauan ekonomi dan keuangan yang akan terjadi.</span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"></span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"><br /> </span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span class="userContent" style="font-size: large;">Untuk saat ini, kalaupun Dinar Emas & Dirham Perak tidak
diterapkan sebagai mata uang, cara berpikir Dinar dan Dirham tetap akan
menyelamatkan masing-masing individu yang menerapkannya dalam program
rencana finansial.<br /> </span><br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"> akhirnya kita kembali kepada Hadits Nabi Muhammad SAW :<br />
Akan datang suatu masa kepada umat manusia ketika tidak akan ada yang
tersisa kecuali akan menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) (HR.
Imam Ahmad ibn Hambal)</span></span><br />
<br />
<span class="userContent" style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show">Oleh Ahmad Ridha </span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2150935634022022607.post-78190668332044502722012-12-10T20:01:00.000-08:002014-02-03T21:21:59.794-08:00Banjar Dinar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Banjar Dinar merupakan blog yang mengutamakan edukasi ke masyarakat tentang system keuangan Dinar Emas & Dirham Perak yang menjadi sistem keuangan yang adil sejalan dengan nilai-nilai ke-Islaman.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/12383320163306272919noreply@blogger.com